IDENTIFIKASI KANDUNGAN DEKSAMETASON PADA JAMU PEGAL LINU SERBUK ILEGAL YANG DIJUAL DI PASAR MANIS CIAMIS DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Popularitas dan perkembangan obat tradisional telah meningkat hal itu dibuktikan oleh semakin banyaknya industri jamu dan farmasi yang memproduksi obat tradisional. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menemukan beberapa produk obat tradisional yang di dalamnya di campuri bahan kimia obat (BKO). Salah satu produk obat tradisional yang banyak diminati oleh masyarakat yang sering ditambahkan dalam BKO dalam jamu yaitu jamu pegel linu. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui adanya kandungan deksametason yang terkandung dalam jamu pegal linu serbuk ilegal secara kromatografi lapis tipis yang dijual di pasar manis ciamis. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fase gerak yang digunakan untuk mengidentifikasi deksametason adalah Etil asetat : Toluen Metanol (45:55:1) yang diuji ada 3 yaitu A, B dan C. Hasil KLT terbentuk bercak noda berwarna ungu yang sejajar dengan pembanding pada sinar UV 254. Hasil analisis menunjukkan sampel A, B dan C positif mengandung deksametason karena diperoleh sampel A dengan nilai Rf 0,3. Sampel B dengan nilai Rf 0,22. Sampel C dengan nilai Rf 0,25. dan selisih harga Rf sampel dengan baku pembanding dibawah 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ketiga sampel mengandung deksametason dan tidak memenuhi persyaratan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 007 Tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional.