EVALUASI KELENGKAPAN ADMINISTRASI DAN FARMASETIK RESEP NARKOTIKA TERHADAP PERMENKES NOMOR 35 TAHUN 2014 DAN SYARAT PENANGANAN RESEP NARKOTIKA DI RUMAH SAKIT JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menurunkan, menghilangkan dan mengurangi rasa nyeri, serta dapat menimbulkan ketergantungan. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Penyalahgunaan obat resep tanpa dosis yang tepat dari dokter jamak ditemukan akhir-akhir ini. Beberapa contoh permasalahan dalam peresepan adalah kurang lengkapnya administratif pasien, penulisan resep yang tidak jelas atau tidak terbaca, kesalahan penulisan dosis, tidak dicantumkannya aturan pemakain obat, tidak menuliskan rute pemberian obat, dan tidak mencantumkan tanda tangan atau paraf penulis resep. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengevaluasi kelengkapan administrasi dan farmasetik resep narkotika terhadap Permenkes Nomor 35 Tahun 2014 dan syarat penanganan resep narkotika di Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya periode Juli-Desember 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan perolehan data secara retrospektif melalui data resep narkotika. Analisis deskriptif meliputi kelengkapan administrasi dan farmasetik resep narkotika berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2014 dan syarat penanganan resep narkotika yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil kelengkapan resep narkotika di rawat inap poli bedah onkologi dan poli dalam di Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya pada periode bulan Juli – Desember 2021 menunjukkan bahwa, secara administrasi mendapatkan hasil kelengkapan resep sebanyak 65,2%, sedangkan ketidaklengkapan resep mendapatkan hasil sebanyak 34,8%. Secara farmasetik mendapatkan hasil kelengkapan resep sebanyak 86%, sedangkan hasil ketidaklengkapan resep sebanyak 14%. Secara syarat dan penanganan resep narkotika mendapatkan hasil kelengkapan sebanyak 60%, sedangkan hasil ketidaklengkapan resep sebanyak 40%.