PENERAPAN KEMAMPUAN ASPEK POSITIF UNTUK MENINGKATKAN AKTUALISASI DIRI TERHADAP PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Latar Belakang: Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2019, penderita gangguan jiwa yang mengalami skizofrenia dengan prevalensi 20 juta jiwa, Riset Dasar (Riskesdas tahun 2018), menunjukkan di Indonesia prevalensi skizofrenia meningkat dari 1.7% menjadi 7%, prevalensi di Jawa Barat sebanyak 5% dan Schizoaffective disorder, depressive type di RSU Kota Banjar sekitar 6.88%. Salah satu gejala negatif skizofrenia adalah harga diri rendah. Dampak harga diri rendah dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan dasar, termasuk kebutuhan bersosialisasi dengan lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan aktualisasi diri adalah dengan menerapkan aspek positif dari harga diri pasien yang rendah. Tujuan: Studi kasus ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah dengan menerapkan aspek positif dari kemampuan untuk meningkatkan aktualisasi diri pada pasien dengan harga diri rendah. Metode: Metode penelitian digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Sampel yang diambil dalam studi kasus ini adalah 1 pasien yang memiliki harga diri rendah. Hasil : Penelitian ini menemukan bahwa keluarga pasien mengatakan pasien marah dan mengamuk. Diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas utama adalah harga diri rendah. Intervensi dan implementasi yang digunakan berfokus pada 4 strategi penerapan harga diri rendah dengan intervensi penerapan aspek positif kemampuan. Kesimpulan: Intervensi penerapan aspek positif dalam peningkatan aktualisasi diri pada pasien dengan harga diri rendah belum tercapai, karena keterbatasan waktu dan asuhan keperawatan membutuhkan waktu yang lama, memerlukan tindakan yang konsisten, baik dengan terapi medis maupun perawat.