PENERAPAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENGENDALIAN MARAH PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN

Latar Belakang: Berdasarkan WHO tahun 2019 penderita gangguan jiwa yang mengalami skizofrenia terdapat prevalensi sebanyak 20 juta jiwa, riskedas menunjukkan di Indonesia terdapat 450.000 orang atau sebanyak 7% per 1.000 penduduk, di Jawa Barat sebanyak 5% dan di RSU Kota Banjar sebanyak sekitar 6,35% dengan skizofrenia paranoid. Salah satu gejala positif dari skizofrenia yang sering terjadi adalah perilaku kekerasan. Masalah yang biasanya muncul dari kasus perilaku kekerasan adalah ketidakmampuanklien dalam mengendalikan perasaan marah. Manajemen dalam pengendalian marah perlu dilakukan untuk mencegah hal yang tidak di inginkan salah satu cara untuk mengontrol perilaku kekerasan adalah dengan cara fisik yaitu penerapan teknik relaksasi nafas dalam sebagai bentuk cara mengendalikan rasa marah. Tujuan: Studi kasus ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kekerasan dengan penerapan teknik relaksasi nafas dalam terhadap pengendalian marah. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Sampel yang diambil adalah 1 pasien yang mengalami perilaku kekerasan. Hasil: Studi penelitian pada tahap pengkajian diketahui bahwa keluarga pasien mengatakan bahwa klien marah marah dan memukul dirinya sendiri. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah Perilaku Kekerasan berhubungan dengan Menciderai diri sendiri. Intervensi dan Implementasi yang digunakan adalah 4 Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan dengan intervensi fokus adalah pemberian teknik relaksasi nafas dalam. Kesimpulan: Intervensi teknik relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan rasa marah pada pasien perilaku kekerasan. Hal ini dapat terjadi apabila pasien dapat fokus dalam melakukan teknik relaksasi nafas dalam.