HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN KEPATUHAN PADA SYARAT DIET DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN RISIKO NEUROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI UPTD PUSKESMAS HANDAPHERANG KABUPATEN CIAMIS

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik kronis ditandai dengan
hiperglikemi akibat dari pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau
tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Neuropati diabetik adalah
gangguan saraf pada penderita diabetes kronis. Aktivitas fisik dapat meningkatkan
faktor metabolik yang mempengaruhi kesehatan saraf dan fungsi mikrovaskular
yang dapat mencegah kerusakan saraf perifer. Kepatuhan diet penting dalam
pengaturan berat badan pasien DM tipe 2 yang berpotensi menimbulkan
neuropati. Penelitian ini dilakukan wawancara terhadap 30 responden dengan
kuesioner sebanyak 23 pertanyaan. Untuk skrinning neuropati diabetik
menggunakan alat Semmens Weinstein Monofilament. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik dan kepatuhan pada syarat diet diabetes
melitus terhadap kejadian risiko neuropati pada penderita diabetes melitus.
Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional, Penelitian ini hanya
melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil terdapat hubungan
yang signifikan antara aktifitas fisik dan kepatuhan pada syarat diet diabetes
melitus terhadap kejadian risiko neuropati. Berdasarkan hasil uji alternatif
Kolmogorov-Smirnov pada aktifitas fisik dan kepatuhan pada syarat diet diabetes
melitus, keduanya diperoleh nilai yang sama yaitu nilai p = 0,001 (p < 0,05) yang
berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan
kepatuhan pada syarat diet diabetes melitus terhadap kejadian risiko neuropati di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Handapherang Kabupaten Ciamis.