INTERVENSI SOCIAL SKILL TRAINING (SST) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG TANJUNG RSUD KOTA BANJAR

Latar Belakang : Skizofrenia menurut WHO 2019 terdapat 20 juta orang jiwa mengalami skizofrenia, Riskesdas menunjukan gangguan jiwa berat skizofrenia pada Indonesia sebesar 7% per 1000 penduduk tertinggi ada pada Provinsi Bali dan DI Yogyakarta dan di RSUD Kota Banjar sebanyak sekitar 6,35% dengan skizofrenia paranoid. Gejala yang lebih banyak pada klien dengan skizofrenia yaitu disfungsi sosial. Masalah yang biasanya mucul tidak mempunyai kemampuan buat bersosialisasi, tidak bisa berkomunikasi dengan baik, merasa ditolak orang lain atau lingkungan, dan mempunyai perasaan kesepian. Dampak dari isolasi sosial beresiko terjadinya halusinasi karena tidak bisa berinteraksi dengan orang lain, bunuh diri karena gejala afektif berupa stress dan marah. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan interaksi adalah dengan menggunakan terapi social skill training (SST). Tujuan: Studi kasus ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan untuk mengetahui gambaran kemampuan interaksi pasien isolasi sosial setelah diberikan terapi social skill training (SST.) Metode : Desain penelitian Ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode penelitian yaitu studi kasus. Subyek dalam studi kasus ini menggunakan 1 klien dengan kasus isolasi sosial “menarik diri” di Ruang tanjung RSUD Banjar, Teknik pengumpulan data dideskripsikan secara naratif dan dilakukan dengan teknik wawancara. Hasil : Studi kasus tahap pengkajian pada klien Tn. R ditemukan data yaitu kontak mata kurang, klien terlihat menyendiri, klien mengatakan tidak mengenal teman yang ada di ruangan, tidak mau bergaul dan berinteraksi dengan orang lain, klien merasa terganggu dengan pasien yang ada di ruangan karena sering mengamuk. pada penelitian ini didapatkan satu diagnosa yang prioritas yaitu isolasi sosial menarik diri perencanaan dan pelaksanaan ditunjang dengan sarana mendukung serta evaluasi dilakukan secara baik. Kesimpulan : Berdasarkan hasil evaluasi masalah keperawatan dapat teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4x24 jam, sudah bisa diajak komunikasi dan bisa mengurangi perilaku menarik diri dengan cara teknik terapi social skill training (SST).