GAMBARAN COPING RELIGIOUSITAS PADA PENGGUNA NAPZA DI LAPAS KELAS IIB KABUPATEN CIAMIS

NAPZA adalah obat yang jika dikonsumsi oleh manusia, memengaruhi terutama sistem saraf pusat atau otak, dan mengakibatkan gangguan fisik, mental, dan sosial akibat dari kebiasaan, adiksi (ketagihan), dan dependensi (ketergantungan) terhadapnya. Salah satu dampak yang perlu dikhawatirkan adalah meningkatnya ketergantungan pada Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA). Masalah yang terkait dengan penyalahgunaan NAPZA tetap merupakan isu yang rumit. Ini karena urgensi masalah ini tidak dapat disangkal, bahwa jika penggunaan NAPZA tidak bijak dan dibiarkan tanpa pengawasan, dapat menyebabkan kerugian serius dan dampak negatif bagi individu yang terlibat. Coping religiousitas melibatkan keyakinan pada keberadaan kekuatan yang lebih tinggi, dan individu percaya bahwa hubungan dengan Yang Ilahi dapat memberikan dukungan, petunjuk, dan kekuatan untuk menghadapi situasi sulit. Coping religious dalam meningkatkan kesejahteraan mental. Ini mencerminkan dampak positif spiritualitas dan religiusitas dalam mendukung individu dalam menghadapi tekanan hidup. Tujuan: untuk mengetahui bagaimana gambaran coping religiusitas pada pengguna napza di Lapas Kelas IIB kabupaten Ciamis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total sampling. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden mengenai coping religiousitas pada pengguna napza di Lapas Kelas IIB Kabupaten Ciamis disimpulkan dari hasil pengolahan data sebagian besar religiousitas berkategori baik sebanyak (31) orang, dengan frekuensi (100 %). Hal ini didukung kegiatan pengajian rutin di laksanakan 3 kali dalam seminggu. Simpulan: Coping Religiousitas di Lapas Kelas IIB Kabupaten Ciamis berkategori Baik. Hal ini dibuktikan dari terpenuhinya faktor-faktor yang yang menandakan coping religiousitas baik yaitu Shalat, Dzikir, Berdoa, Membaca Al-Qur''an. Semua responden memiliki keempat faktor tersebut.