STUDI KASUS PENDEKATAN FAMILY EMPOWERMENT PROGRAM (FEP) TERHADAP QUALITY OF LIFE PADA ANAK DENGAN THALASEMIA

Thalassemia dapat menimbulkan masalah kesehatan utama pada anak- anak dan berdampak buruk pada Quality Of Life mereka. Orang tua perlu memberikan dukungan serta memberikan strategi koping yang efektif sehingga anak dan orang tua mampu menghadapi penyakit kronik yang dialami anak agar dapat beradaptasi secara positif serta bisa meningkatkan Quality Of Life anak dengan thalassemia dengan pendekatan Family Empowerment Program (FEP). Tujuan studi kasus ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia dengan masalah Quality Of Life dengan pendekatan Family Empowerment Program (FEP) Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. serta dilakukan pre test intervention dan post test intervention. Dilakukan asuhan keperawatan dengan penulis selama tiga hari dan melakukan intervensi menggunakan pendekatan Family Empowerment Program (FEP) oleh keluarga selama tiga minggu. Subyek pada studi kasus ini adalah anak thalasemia dengan Quality Of Life yang buruk. Dengan teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Hasil studi kasus pada tahap pengkajian diketahui bahwa An.S memiliki masalah pada dimensi fungsi sosial dan fungsi sekolah yang diakibatkan oleh program perawatan/pengobatan yang kompleks atau jangka panjang dan interaksi interpersonal tidak memuaskan. Intervensi dan implementasi yang digunakan pada An.S yaitu menggunakan pemberdayaan keluarga dengan pendekatan Family Empowerment Program (FEP). Kesimpulan dari asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia selama dilakukan intervensi tiga kali pertemuan ada sedikit perubahan yang bersifat positif terhadap keluarga dan klien dalam penanganan fungsi sosial dan fungsi sekolah. setelah dilakukan intervensi pendekatan Family Emopwerment Program (FEP) selama tiga minggu, dengan hasil pengisian kuesioner PedsQL yang menunjukan bahwa pada dimensi fungsi fisik baik (90,6), dimensi fungsi emosi baik (95), dimensi fungsi sosial baik (80) serta pada dimensi fungsi sekolah baik (85).